I Found Simplicity In Him
As time goes by , sepertinya aku semakin mencintai Hidayatullah, murid pertamaku. Latar belakang arsitektur sama sekali bukan menjadi penghalang untuk belajar menjadi guru, untuk belajar memahami psikologi dan apa yang terjadi di dalam kepala kecil itu. Kudapat kesempatan dua hari untuk mengantar-jemput Dayat. Aku juga dapat laporan kalau Dayat sering terpengaruh temannya buat bolos, tidak sholat, & berbohong. Ah, aku akhirnya tahu kalau aku kurang tegas menghadapi Dayat. Becermin dari Bu Sita, seorang pengajar rakyat di Kejawan, aku tahu aku tak perlu begitu keras kepada Dayat. Aku perlu belajar tegas tanpa menjadi keras. Karena bagaimanapun, anak-anak marginal seperti Dayat telah mengalami serangkaian hal yang keras yang tidak dialami oleh orang-orang beruntung seperti kita. Di hari kedua, aku terlambat menjemput Dayat di sekolah. Satu jam lebih. Tetapi, terlihat di kejauhan, ia tetap senyum cengengesan sampai motorku berhenti tepat di dekatnya. Ia senyum dan mengangguk-ang...