Surabaya Senja yang Muram

Senjaku, petang ini
Kulihat wajah-wajah sibuk
serius
lelah
Dalam kursi-kursi penumpang bus
jok-jok sepeda matic dan kopling
kursi-kursi depan pengemudi truk gandeng
yang berderet-deret
di Bunderan Waru
berebut jalan, berburu waktu

Surabaya yang panas
dan keras
sekarang muram,
terlihat lesu
seperti habis dibabat
kesedihan

Surabaya
petang ini
begitu melankoli
Seperti anak gadis
yang lagi jatuh cinta
Sebuah melankoli yang sama
ketika wajahmu muncul di bayang-bayang

Apa kabar?
Tuhan sepertinya sedang menyuruhku
untuk rindu denganmu
Tuhan seperti sedang membuka
botol minyak telon
yang membuatku ingat
pada masa-masa lama

Ingin aku berkata "halo"
dan merajut perbincangan
dengan motif batik lama
yang dulu kerap kita rajut bersama

Ingin aku berkata "halo"
sekalipun lidahku kelu
bibirku beku
dan waktu telah lama berlalu

Sedang apa kau
pada petang yang muram ini?
Pulang kuliah? Pulang kerja?
Atau menikmati makan siang yang terlambat?

Di antara berderet-deret
kendaraan bermuatan
wajah-wajah lelah ini
semoga kamu salah satu
yang lelah, dan bahagia

Pada Surabaya yang muram
pada petang kali ini
wajahmu muncul
secara tiba-tiba.



Kamis, 15-08-2019.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alangkah Lucunya (Negeri Ini)

Belajar Memaknai

Resensi: Dilan Bagian Kedua (Dia Adalah Dilanku Tahun 1991)